Salah satu kiai NU yang juga santri pesantren Tambakberas dimasa asuhan KH Wahab Hasbullah dan pesantren Tebuireng Jombang dimasa asuhan KH Hasyim Asy’ari, santri dari dua tokoh pendiri NU itu meluncurkan kitab fan Aqidah berbahasa Arab dengan judul; “Risalah al-Muin Fi Aqoid al-Chomsin”.
Ia adalah KH Afandi Abdul Muin Syafi’I (72) Pengasuh pesantren Asy-Syafi’iyyah Kedungwungu,
Krangkeng Indramayu Jawa Barat. Dalam kitabnya, Abah Afandi –demikian para santri dan masyarakat sekitarnya biasa menyapa– mengkaji berbagai unsur yang berkaitan dengan Dzat Allah SWT dan Para Rasal-Nya.
Kitab Aqidah berfaham ahlussunah wal jamaah dengan tebal 220 halaman itu, ditulis dalam bahasa Arab fuschah (baku), selain itu, dalam kitab tersebut hampir setiap paragrapnya terdapat beberapa kalimat syair Arab yang mencakup norma-norma aqidah, minimalnya satu syair Arab dalam satu paragrapnya. Adalah daya tarik tersendiri bagi para pembacanya.
Juga yang menarik, setiap paragrapnya terdapat keterangan dan penjelasan disertai contoh-contoh yang mudah dipahami dan diterima logika, dengan menggunakan bahasa Jawa (ditulis dengan huruf Arab Pegon) Sehingga mudah dipahami oleh orang-orang awan yang tidak paham bahasa Arab sekalipun.
Untuk langkah pertama, kitab tersebut diterbitkan oleh pesantren Asy-Syafi’iyyah asuhannya, dan sementara hanya untuk kalangan sendiri. Dan rencana ke depannya akan diterbitkan untuk umum.
Peluncuran kitab tersebut bebarengan dengan acara halal bi halal HAPAM (Himpunan Anak Putu Kiai Abdul Muin)
“Isi kitab tersebut, sebagian besar adalah kumpulan materi pengajian mingguan yang diikuti oleh masyarakat setempat, yang saya laksanakan selama bertahun-tahun, semoga setelah dijadikan kitab ini akan lebih bermanfaat bagi masyarakat luas,” tutur Abah Afandi yang juga sudah tiga periode dipercaya sebagai rais tarekat an-Nahdliyah kabupaten Indramayu, dengan nada kalem kepada NU Online di sela-sela peluncuran kitab tersebut, yang bertempat di aula pesantren asuhannya itu.
Adapun dipilihnya nama “Risalah al-Muin” untuk kitabnya, lanjut Abah Afandi, adalah diambil dari nama Almarhum ayah saya (KH Abdul Muin) sebagai penghormatan kepada Beliau,” demikian pungkas kiai yang waktu mudanya puluhan tahun aktif di tanfidiyah dan syuriah PCNU Indramayu Jawa Barat itu.
Di sela-sela peluncuran kitab tersebut, H Dr Ahmad Najib Afandi MA putra pertama Abah Afandi yang juga Pengurus Pusat Ma’arif NU itu Ia mengatakan: “Meski berawal dari majlis pengajian mingguan yang diikuti oleh bapak-bapak dan ibu-ibu dari kalangan masyarakat umum, namun dalam kitab tersebut terdapat banyak gagasan menarik”
“Karenanya kitab itu pantas dikonsumsi oleh kalangan akademisi, atas dasar itu Ia mengajak salah satu adiknya yang bernama H Nasrulloh Afandi Lc MA bermaksud akan menerjemahkan kitab tersebut ke dalam bahasa Indonesia” demikian tandas doktor Tasawuf lulusan Marokko yang juga telah menulis lima buku, dan juga pengajar di beberapa perguruan tinggi di Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Barat itu.
Selain dihadiri oleh ratusan jamaah tetap majlis pengajiannya, dalam acara peluncuran tersebut, juga tampak hadir beberapa tamu undangan terdiri dari para kiyai sepuh NU dari Kabupaten Indramayu dan Cirebon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar